NGAWI || Tidak dipungkiri lagi dipilihnya nama Puti Guntur Soekarno mendampingi Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul pasca lengsernya Abdullah Azwar Anas bukan tanpa sebab atau asal comot. Hal itu diungkapkan Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPC PDIP Ngawi, ia menilai sebagai kader partai banteng moncong putih ada sisi lain yang lebih kuat dalam diri Puti Guntur.
“Hadirnya Mbak Puti justru menjawab semua dari akar permasalahan sebelumnya tentang nasionalis. Beliau lebih merekatkan kembali barisan nasionalis yang terlihat terkotak-kotak sekarang ini. Dari situlah tidak ada kata lain untuk kita semuanya keluar membangun kekuatan memenangkan pasangan Gus Ipul-Puti ini,” terang Antok panggilan akrab Ketua DPC PDIP Ngawi, Selasa (06/02).
Dari internal PDIP Ngawi untuk memuluskan perjalanan Puti Guntur bebernya, ada modal kuat dari wilayahnya. Bukan sebatas omong kosong boleh dibilang demikian, dibawah besutanya bersama kader ‘gaek’ Budi Sulistyono/Kanang bahwa Ngawi mampu diciptakan sebagai kandang banteng terlihat dari hasil Pemilu 2014 lalu.
Dimana ada 15 kursi untuk PDIP yang diamankan dari 45 kursi di DPRD Ngawi dengan total perolehan 118.843 suara hasil Pemilu 2014. Ampuhnya kekuatan PDIP di Ngawi ini terbilang totalitas ada kenaikan hampir 100 persen dari Pemilu 2009.
“Menimbang dari beberapa faktor tersebut Ngawi bisa mengawali kemenangan untuk Mbak Puti dan melebar ke wilayah Mataraman. Memang diakui kekuatan tidak boleh diukur per wilayah tetapi setidaknya bisa dijadikan parameter kita untuk lebih memaksimalkan lagi grassroot untuk Mbak Puti sampai ke akar rumput,” tandas Antok yang juga Ketua DPRD Ngawi ini.
Potensi menang untuk Puti diwilayah Mataraman memang terbuka lebar. Kata Antok, terlihat dari Magetan yang menjadi wilayah Mataraman di daerah yang dikenal lewat wisata Saranganya itu pun suara PDIP makin kuat. Ada 8 kursi dari 45 kursi yang didulang dari Pemilu 2014 lalu, bisa diindikasikan suara merah suara nasionalis merata di Mataraman.
Terlebih hadirnya Kanang sebagai sosok berpengaruh di Mataraman memasang target kemenangan diatas 60 persen untuk Gus Ipul-Puti Guntur. Sehingga keberadaan power PDIP Ngawi harus dibangun lebih kuat untuk menjawab kebijakan politik Jawa Timur kedepan.
“Bicara Ngawi tentu tidak luput dengan kalangan nahdliyin. Sejak awal hubungan antara ijo dan merah di Ngawi ini sangat kental bisa dijadikan akslerasi di Jawa Timur menuju yang lebih baik. Dan hadirnya Mbak Puti di satu sisi jadi ikon pendulang suara perempuan dan barisan milenial,” pungkasnya. (pr)
Post a Comment