NGAWI || Sejak program restu ibu dan pendampingan ibu hamil kurang energi kronis digulirkan era tahun 2013 Pemkab Ngawi terus berupaya melakukan terobosan. Termasuk melalui ibu asuh yang bertanggung jawab langsung pada dua sasaran baik balita bergizi buruk maupun ibu hamil terkendala kesehatan.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono saat menghadiri kegiatan di Pendopo Wedya Graha Ngawi bertajuk ‘Evaluasi dan Koordinasi Pelaksanaan Program Pendampingan Bumil KEK dan Restu Ibu’ mengatakan, sejak awal 2013 pihaknya terus memantau angka balita yang mengalami gizi buruk demikian juga ibu hamil yang memerlukan penanganan khusus.
Kanang demikian panggilan akrabnya mengakui sejak tahun 2013 terutama angka gizi buruk pada balita secara signifikan jumlahnya mengalami penurunan. Disebutkan pada tahun tersebut jumlahnya memang berkisar antara 400-500 balita bergizi buruk. Tentunya dengan jumlah sebesar itu menjadi satu problematika pemerintah daerah yang harus ada solusinya agar kehadiran generasi lebih berkwalitas.
“Memang saat itu jumlahnya lumayan besar baik kategori gizi buruk maupun kurang gizi pada balita. Nah, sejalan dengan faktanya segera mungkin ada penanganan ekstra cepat dengan melibatkan semua pihak termasuk pengangkatan ibu asuh maupun peningkatan sarana kesehatan khusus yang dibutuhkan si balita baik rumah sakit maupun puskesmas,” kata Kanang, Rabu (21/02).
Ulasnya, untuk melakukan penekanan agar jumlahnya berkurang secara drastis tentunya sebagai project oriented tidak tertumpu pada Dinas Kesehatan saja melainkan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Tentu solusi terbaik tidak lain dengan mengangkat ibu asuh sebagai lanjutan program pengentasan dan terbebas dari gizi buruk balita maupun ibu hamil kurang energi kronis.
“Untuk terbebas dari gizi buruk memang harus ada evaluasi lanjutan apakah murni karena gizi buruk yang dimaksudkan itu ataukah memang ada suatu penyakit yang diderita. Dengan dasar seperti ini kita akan terbebas dari kondisi seperti itu dan itu bisa dilakukan secara bertahap,” bebernya.
Tambahnya lagi, melalui terobosan ibu asuh pihaknya mampu mengurangi jumlah gizi buruk pada balita hingga tahun ini jumlahnya hanya mencapai 56 anak. Meski bisa ditekan puluhan balita bergizi buruk tersebut justru harus dilakukan penanganan khusus seperti balita yang mempunyai kelainan pada jantungnya. (pr)
Post a Comment