NGAWI || Harga gabah di sentra produksi seperti di Ngawi, Jawa Timur mulai terjadi penurunan secara drastis pada panen raya tahun ini. Dalam sepekan saja harga gabah anjlok rata-rata Rp 700 per kilogram dari harga sebelumnya. Padahal harga gabah kering panen (GKP) di daerah ini pada pekan lalu berkisar diatas Rp 4.900 per kilogram.
Seperti yang dikatakan Hariyanto seorang petani padi asal Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi mengatakan, pada awal panen bulan ini, petani bisa menjual GKP seharga Rp 4.900 per kilogram. Akan tetapi sekarang ini gabah hanya dibandroll antara Rp 4.100 – Rp 4.200 per kilogram.
“Lima hari lalu harga masih bagus (gabah-red) tetapi beda jauh dengan sekarang ini hanya alasan hujan para tengkulak banting harga. Pihak yang kalah tetap kita-kita petani ini,” terang Hariyanto, Kamis (22/02).
Ia meminta pemerintah harus melakukan tindakan nyata intervensi harga ke petani agar stabil. Jika terjadi penurunan terus-menerus dikhawatirkan petani tidak mampu mengembalikan modal tanam dan sebagainya. Padahal semua modal tersebut didapat dari bank.
Dilain sisi Hariyanto pun meminta pemerintah untuk mengkaji ulang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 4.200 per kilogram mengingat kwalitas gabah pada panen raya pertama tahun ini cukup baik. Paling tidak HPP harus menyesuaikan dengan kondisi gabah yang ada jangan sampai dijadikan patokan tanpa batas waktu.
Sementara itu Sunito Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Ngawi membenarkan terjadinya penurunan gabah diwilayahnya pada musim panen kali ini. Untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah ia berencana memberikan bantuan box dryer atau alat pengeringan gabah ke setiap Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Sayangnya untuk saat ini baru tersedia 10 box dryer yang diberikan ke 10 Gapoktan dari 213 Gapoktan se-wilayah Ngawi. Selain itu ketika ditanya tentang langkah tepat dan cepat untuk mengendalikan harga gabah misalkan operasi pasar Sunito pun belum bisa memberikan keterangan yang jelas. (pr)
Post a Comment