Ganti Langse; Tradisi Ritual Paten Untuk Srigati
Ritual budaya Ganti Langse Palenggahan Agung Srigati di Alas Ketonggo, Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, selama dua tahun terakhir berubah warna dan sentuhan berbeda tanpa meninggalkan budaya aslinya. Ganti Langse sebelum Pemkab Ngawi melalui Disparpora mengakusisi tradisi tahunan dari pemerintah desa setempat memang kemasanya biasa.
Kini, tradisi Ganti Langse disajikan cukup fenomenal dan spetakuler sejak tahun 2017 lalu dengan suguhan budaya yang merakyat mulai kirab gunungan atau sedekah bumi disusul ruwatan massal berlanjut pada pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Tetapi pada poin utamanya budaya tersebut tidak lain adalah Ganti Langse yang berupa digantikanya kain mori penutup Palenggahan Agung Srigati.
“Sejak dua tahun lalu Ganti Langse ini tidak sekedar proses pergantian kain mori dari yang lama dengan yang baru. Tetapi kita kemas yang lebih menarik lagi,” terang Rahmad Didik Purwanto Kepala Disparpora Ngawi, Senin, (24/09).
Tujuanya tidak lain untuk menarik pengunjung atau wisatawan lokal maupun asing. Sekaligus memperkenalkan budaya Ganti Langse di Palenggahan Agung Srigati menjadi salah satu destinasi wisata sekaligus mengeksplorasi budaya di Kabupaten Ngawi.
Ditempat yang sama Bupati Ngawi Budi Sulistyono yang kerap disapa Kanang mengharapkan tradisi budaya Ganti Langse akan menjadi mercu suarnya budaya Ngawi. Sama halnya dengan tradisi budaya yang digelar di daerah lain seperti tradisi Maulud di Solo maupun Grebek Suro di Ponorogo.
Untuk kedua kalinya ini tandas Kanang, digelar ruwatan masal gratis yang diikuti puluhan orang dan sedekah bumi berupa gunungan yang diarak oleh ratusan warga masyarakat dari pinggiran desa setempat. Dan tradisi Ganti Langse akan dijadikan agenda tahunan sekaligus salah satu budaya yang paten dari Ngawi.
“Kita berharap Ganti Langse ini menjadi salah satu budaya yang bisa dipatenkan. Dan akan menjadi tradisi tahunan sebagai bukti bahwa Ngawi ini kaya akan budaya,” pungkasnya.
Post a Comment